Sabtu, 29 Oktober 2011

 Pandangan IPS menurut ahli

Pembelajaran menurut Resnik yang dikutip oleh Martorella 1991, dijelaskan sebagai berikut : Pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan ketrampilan ke dalam benak siswa. Pembelajaran yang efektif seyogyanya membantu siswa menempatkan diri dalam situasi di mana mereka mampu melakukarn konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan mampu mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu melaksanakannya.Hal tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran selain harus mampu memotivasi siswa untuk  aktif, kreatif dan inovatif, juga hams disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa itu sendiri. Oleh karena itu dalam kurikulum pendidikan IPS sekolah dasar tahun 1994 butir 9 tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan GBPP (Depdikbud, 1993) dijelaskan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yakni pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan dan sikap sosial) serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda dengan konsep di atas, sehingga Sunal tahun 1990 menyimpulkan bahwa buku-buku teks IPS yang telah ditulis oleh para ahli, tidak menyajikan proses pembelajaran IPS yang dituntut oleh apa yang seharusnya dilakukan guru dan apa yang diinginkan siswa. 

Menurut Schug, Todd dan Beery, siswa menghendaki pembelajaran yang bersifat: group projects, field trips, independent work, less reading, discussions, clear examples, students planning, and challenging, learning experiences. Class activities, role playing; and stimulation. Proses pembelajaran IPS di sekolah dasar selama ini lebih ditekankan kepada penguasaan bahan/materi pelajaran sebanyak mungkin, sehingga suasana belajar bersifat kaku, dan terpusat pada satu arah serta tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif. Budaya belajar lebih ditandai oleh budaya hafalan dari pada budaya berfikir, akibatnya siswa menganggap bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran hapalan saja. Menurut catatan penulis ada beberapa hambatan, mengapa sampai saat ini inovasi dalam pembelajaran IPS belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hambatan-hambatan tersebut antara lain, adalah: 1) Hambatan keahlian dan akademik, 2) Hambatan fasilitas pendidikan, 3) Hambatan mutu buku pendidikan, dan 4) Hambatan administrasi dan manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar